JALAN BERSAMA YESYS MENUJU YERUSALEM BARU 2
26 MARET 2013
Saya sangat sangat sangat bersyukur, berterima kasih kepada Tuhan Yesus yang akhirnya mengabulkan keinginan hati ini untuk melanjutkan perjalanan lebih jauh lagi di kota Yerusalem baru. Kota tempat kediaman kita semua satu hari nanti setelah pertemuan muka dengan muka dengan Tuhan yang kita sembah. Tuhan Yesus mengajak saya melanjutkan perjalanan kami berdua untuk masuk ke bagian lebih dalam lagi dari kota itu setelah perjalanan yang pertama di bulan Januari 2013.
Di perjalanan pertama, terakhir posisi saya dan Tuhan Yesus baru saja masuk melewati pintu gerbang yang sangat tinggi, besar dan kokoh. Yang dijagai 6 malaikat. Tiga di sisi kanan, dan tiga di sisi kiri. Dan ketika Tuhan Yesus dan saya berjalan melewati mereka, mereka membungkukkan badan mereka menyembah Tuhan Yesus. Dan baru saja Tuhan Yesus dan saya masuk melewati pintu gerbang itu, maka pintu gerbang yang besar dan kokoh itu langsung menutup sendiri.
Ternyata perjalanan kali ini, Tuhan Yesus mengajak saya berjalan tidak terlalu jauh. Karena baru saja kami berjalan sebentar, Tuhan Yesus sudah menghentikan langkahNya. Dan sayapun ikut berhenti karenanya.
Secara otomatis, sayapun mulai memperhatikan apa yang ada di depan saya. Suatu pemandangan yang terhampar di depan saya. Saya hanya bisa mengatakan,
“What a very very very great wonderful beautiful City !
Tuhan Yesus yang berdiri di posisi sebelah kiri saya, rupanya ingin saya melihat dengan baik apa yang ada di depan saya. Memperhatikan baik2 keadaan sekeliling. Dan mendengarkan dengan baik suara2 yang timbul yang bisa telinga saya tangkap.
Dan inilah yang bisa saya lihat dengan mata saya, dan bisa saya dengar dengan telinga saya.
Saya seperti berdiri di satu sisi bukit yang tinggi sekali. Di hadapan saya, ada lembah yang hijau. Luaaaaasss sekali! Ada pepohonan di bagian belakangnya. Cukup rimbun. Di sisi kiri dari lembah itu, agak ke atas ada bangunan2 yang berkilau-kilau. Bentuk bangunannnya bukan berupa gedung2 tinggi seperti gedung2 di kota2 besar seperti yang biasa kita temui. Tapi gedung2 itu berbentuk seperti kotak2 menurut pemandangan saya. Dengan warna putih persis sama bentuknya seperti gedung2 di negara Israel. Cuma yang membedakan gedung2 itu berkilau-kilau. Ya karena saya yakin itu bukan terbuat dari batu2 biasa, tapi dari batu2 berharga. Yang kalau di dunia ini harga batu2 itu pasti selangit. Alias amat sangat mahal ! Dari batu2 itulah cahaya seperti memantul keluar.
Kemudian yang mendapat perhatian saya selanjutnya adalah suara pujian penyembahan yang begitu merdu yang datang dari sisi sebelah kiri dari posisi saya berdiri.
Otomatis saya melihat ke arah datangnya suara itu. Dan saya melihat seperti cahaya datang dari arah itu. Langsung hati ini tahu kalau itu adalah arah menuju tahta Bapa. Dan rupanya cahaya yang datang dari arah itulah yang menjadi sumber cahaya di Kota itu. Jadi Kota itu memang terang seperti siang hari.
Selanjutnya saya mendengar seperti suara penyembahan yang juga datang dari arah yang sama itu. Setelah selesai penyembahan yang merdu itu, saya dengar sorak sorai yang gegap gempita seperti suara dari sebuah stadion yang sedang ada acara pertandingan dengan penonton yang penuh.
Mendengar semua itu, hati saya seperti diremas ! Saya tidak tahan untuk tidak menangis. Terlalu indah !
Tanpa sadar, saya sujud menyembah ke arah Tuhan Yesus. Tuhan Yesus Cuma diam, memandangi. Seperti menikmati saja penyembahan yang saya beri ke Dia.
Saya katakan, “I’ll open up my heart. Search me in the deepest part. I’ll stand in the cleansing fire. I’m purified by You.”
Setelah selesai, tiba2 ada keheranan yang muncul di pikiran saya. Mengapa suara penyembahan bisa terdengar ke seluruh lembah? Padahal lembah itu begitu sangat sangat luas dan besar ukurannya. Seperti ada pengeras suara yang bisa menghasilkan suara yang begitu merdu, jernih, lembut dan tidak berisik. Karena memang seperti tidak ada musik yang mengiringi. Cuma seperti suara paduan suara. Saya pikir itu pasti suara dari paduan suara malaikat beserta para penghuni surga yang datang menyembah Bapa. Kota itu seperti dipenuhi dengan suara penyembahan kepada Bapa yang terdengar dimana2.
Saya yakin kalaupun ada alat musik yang mengiringi, pasti suara yang terdengar juga tidak akan berisik. Akan ada harmonisasi tersendiri yang pasti akan sangat begitu indah !
Kemudian yang mendapat perhatian saya selanjutnya adalah langit di atas Kota itu. Ada pelangi yang besar dan tebal seperti menaungi Kota itu. Seperti mewarnai langit di atas Kota itu. Ini membuat saya jadi ingat tentang janji Tuhan. Ya ! Pelangi itu melambangkan janjiNya yang abadi tentang kasihNya akan selalu menaungi Kota itu
Di depan, di padang rumput yang terhampar, dari jarak yang betul2 jauh, saya bisa melihat binatang2 yang hidup berdampingan dengan damai. Tuhan Yesus saya percaya yang lakukan itu ke saya. Saya diberi kemampuan untuk bisa melihat dari atas bukit yang jaraknya jauh sekali ke bawah, dengan jelas! Bersama Dia memang tidak ada keterbatasan yang bisa menghalangi.
Saya melihat ada seekor singa, seekor kelinci dan burung2 yang hinggap di pohon, yang membuat suara kicauan yang indah. Mereka hidup berdampingan. Saya juga melihat orang2 yang ada di lembah itu. Mereka semua memakai baju putih. Semua bergerak. Terlihat sibuk. Tidak ada yang diam. Tidak jelas apa yang mereka sedang kerjakan. Tuhan Yesus rupanya tidak memberi kemampuan untuk saya bisa melihat untuk hal ini. Tapi hati saya berkata kalau mereka sedang sibuk mempersiapkan segala sesuatu menjelang kedatangan mempelai2Nya yang sudah semakin dekat waktunya. Mereka sedang mempersiapkan “the Marriage Supper of the Lamb.”
Itulah posisi terakhir saya melihat sedikit lebih dalam dari bagian dari Kota Mulia itu. Belum terlalu dalam memang. Tapi saya tidak akan bisa membayangkan akan seperti apa keindahan2 yang lebih menakjubkan lagi yang akan bisa dilihat dari Kota itu, kalau bagian luarnya saja sudah begitu indah. Pasti akan diluar perkiraan kita semua !
Jadi yang jelas, memang Kota itu besar sekali! Dan suara yang datang dari arah tahta Bapa itulah yang sulit untuk saya lupakan. Suara sorak sorai itu begitu riuhnya ! Mereka benar2 menyembah yang Maha Mulia ! Dan satu hari nanti, saya tau kita semua yang sudah menyelesaikan tugas di kehidupan sekarang ini, akan menjadi bagian dari para penyembah itu di kehidupan yang selanjutnya.
Oh Yerusalem, Yerusalem ! Kota Mulia ! Hatiku rindu ke sana !
Oleh: Martha H. Purwadi
|