Perjalanan Terakhir Di Fase Terakhir
Jakarta, 7 November 2013
Dalam penyembahan yg sedang saya lakukan, Tuhan ijinkan saya kali ini utk melihat 1 penglihatan yg menurut saya adalah merupakan gambaran bagi pengikut2 Tuhan Yesus yg sedang terus berjuang menyelesaikan perjalanan di fase terakhir mereka, di waktu2 sekarang ini, menjelang kedatangan Sang Raja utk menjemput mereka. Dimana yang terlihat oleh saya adalah perjalanan di fase terakhir ini, bukannya yg mudah, tapi sebaliknya begitu sulitnya sampai keliatannya begitu mustahil utk bisa dijalani atau diselesaikan kalau tidak ada pertolongan yg datangnya memang harus dari Tuhan sendiri.
Perjalanan itu begitu sulitnya sampai tidak akan ada yg namanya “penyelesaian” kalau tidak ada Kemauan, Ketetapan Hati, Keteguhan, Keberanian, dan Fokus dari mereka yg sudah masuk dalam fase terakhir ini. Karena memang bagi mereka yg sudah masuk fase ini, adalah mereka yg sudah mengerti, tahu dan bisa melihat dengan jelas perjalanan yg akan mereka jalani akan begitu sulitnya, menguras banyak tenaga, pikiran, daya dan upaya. Tapi dalam penglihatan yg saya lihat orang2 yg masuk dalam fase ini memang sudah mempunyai Tekad utk menyelesaikan perjalanan mereka sampai selesai. Karena mereka tahu apa dan siapa yg menunggu mereka sesudah mereka menyelesaikan fase ini. Dan bersamaan dengan tekad itu, mereka mengerti kalau mereka tidak bisa lepas dari yg namanya Ketergantungan penuh pada Tuhan, yaitu kepada yg namanya Kasih Karunia dan anugrah Tuhan.
Ini yg saya lihat. Dari kejauhan ada seperti sebuah dinding yg berwarna kecoklatan. Dinding itu terlihat berbentuk seperti persegi panjang dalam posisi miring dengan tingkat kemiringan ketika saya perhatikan hampir 90 derajat. Dan tiba2 saya bisa melihat keadaan dinding itu dari jarak yg dekat. Yg ternyata kalau dalam jarak dekat, itu bukanlah sebuah dinding yg seperti biasanya berupa sebuah permukaan yg licin. Tapi itu adalah seperti sebuah area tanah yg sangat kering. Begitu keringnya sampai kalau ada angin yg bertiup sedikit saja maka tanah itu akan menjadi debu yg beterbangan.
Kemudian setelah saya perhatikan lebih lagi, ternyata ada banyak orang yg sedang berusaha naik, laki2 dan perempuan. Jumlah mereka tidak banyak. Cuma ratusan. Mereka semua berusaha naik dengan gerakan yg sama, tidak bisa dengan cara berbeda2, tapi memang harus dengan cuma ada 1 gerakan supaya mereka bisa naik, yaitu dengan merangkak.
Perlahan sekali gerak mereka. Karena memang sama sekali tidak ada apapun yg bisa dijadikan pegangan buat tangan mereka atau tumpuan yg bisa dijadikan pijakan buat kaki mereka utk mereka bisa naik. Jadi supaya tidak jatuh atau merosot lagi ke bawah, mereka cuma bisa melakukan gerakan merangkak selangkah… demi selangkah…! Mereka sama sekali tidak bisa melakukan gerakan naik dengan duduk, apalagi berdiri. Itu benar2 mustahil! Karena memang posisi dinding yg berupa tanah itu memang yg sangat miring! Kalaupun ada yg bisa mereka jadikan pegangan utk bisa membantu mereka naik selangkah demi selangkah, itu hanyalah seonggok rumput kering yg memang tertanam di tanah yg kering dan tandus itu. Tapi itupun akar2nya pasti sudah mati, jadi tidak lagi tertanam dengan kuat, dan itupun jumlahnyapun tidak banyak
Satu hal yg membuat saya takjub, saya lihat, tidak satupun dari mereka yg ada di area ini, memandang “ke bawah”. Mata mereka, pandangan mereka cuma tertuju ke satu arah, yaitu “ke atas”. Luar biasa! Sejauh yg bisa saya lihat dari wajah mereka, tidak ada rasa takut sama sekali, tidak ada rasa lelah yg mengganggu mereka atau menghalangi mereka utk terus naik. Dari wajah mereka yg bisa saya lihat cuma satu ekspresi yaitu, mereka ingin mencapai sampai di atas! Lagi2 ini pemandangan luar biasa buat saya!
Baju mereka kotor, penuh debu. Itu pasti! Karena memang mereka naik dengan merangkak. Udara sekitar begitu kering, panas, kotor berdebu, langit juga kelabu. Pohon2 jg kering. Kalaupun ada angin yg bertiup sesekali, itu hanya akan membuat tanah yg kering yg sedang mereka panjat naik itu, menjadi debu halus yg beterbangan di sekitar mereka, dan sudah pasti badan merekapun kotor.satu yg saya perhatikan, baju yg dikenakan khususnya oleh para wanitanya adalah baju panjang, sampai menutup kaki mereka. Kaki mereka saya lihat juga tidak telanjang, tapi mengenakan sepatu yg sederhana tapi terlihat kuat dan kokoh. Ini sungguh membantu utk melindungi kaki mereka yg kadang harus menahan beban tubuh mereka, agar tidak merosot jatuh
Posisi mereka saya lihat, ada yg baru mau mulai menaiki tanah yg miring itu,jadi masih ada di bawah, ada yg baru naik sedikit, ada yg sudah sampai di tengah, ada yg sudah ¾ perjalanan dan ada yg sudah mendekati garis penyelesaian; dan utk bagian yg terakhir ini saya melihat sungguh tidak banyak jumlahnya, yaitu mereka yg sudah sampai di garis batas dari tanah yg miring itu; dan itu menuju kepada tanah datar, 1 area yg datar.
Salah satunya yg saya lihat adalah seorang laki2 bule, dan masih muda. Dia satu2nya orang yg sudah bisa berdiri tegak! Karena dia sudah mencapai tanah yg datar. Saya lihat wajahnya begitu bahagia, tersenyum tenang, sama sekali tidak terlihat keletihan atau kelelahan setelah perjalanan yg berat itu. Saya percaya orang ini memang ada dan nyata di belahan bumi yg lain, yg saya memang tidak tahu apalagi mengenal dia. Mungkin dia adalah seorang penginjil, seorang pengajar, seorang misionari yg mebawa kabar keselamatan ttg Yesus dan memperkenalkan nama Yesus kepada tempat2 yg dia datangi dan orang2 yg dia temui tanpa harus banyak orang harus tahu siapa dia dan apa yg telah dibuatnya. Tapi yg pasti dia sudah berbuat sesuatu utk Kearajaan Surga. Dan entah dia masih ada di dunia ini ataukah sudah pulang ke Rumah Bapa, yg pasti dia sudah lakukan dan selesaikan bagiannya.
Sementara itu, saya lihat masih banyak orang yg masih ada di area tanah itu. Dari kejauhan, saya lihat mereka begitu kecil. Tiba2 saya bisa melihat Tuhan Yesus ada di belakang mereka. Tuhan Yesus dalam ukuran begitu besarnya ada di posisi tepat di belakang mereka. Begitu besarnya ukuran Tuhan Yesus dibandingkan area tanah itu, apalagi dibandingkan dengan orang2 yg ada di area tanah itu, sampai2 tiap kali ada yg mau jatuh, Tuhan Yesus cukup mengulurkan 1 jariNya saja, yaitu jari telunjukNya utk mengangkat mereka yg merosot jatuh. Benar2 menakjubkan! Sementara mereka yg semua yg ada di area itu, satupun tidak ada yg menyadari akan keberadaan Tuhan Yesus yg ada tepat di belakang mereka, dengan sosok yg begitu besar, memperhatikan, mengawasi tiap mereka, dengan senyum penuh kasih! Sungguh indah pemandangan ini saya lihat!
Selanjutnya yg saya lihat adalah area yg ada setelah sampai batas atas tanah yg miring itu adalah ternyata area yg sungguh2 menakjubkan! Itu adalah area yg berupa tanah datar, berumput hijau, dengan banyak pohon yg tumbuh subur dan indah, ditambah dengan hembusan angin sepoi2, semakin membuat udara yg terasa di area itu begitu sejuk dan segar. Dan di kejauhan saya lihat ada bangunan yg megah yg siap utk dimasuki. Dan masih dalam penyembahan, hati ini langsung mengerti, kalau bangunan itu adalah tempat yg sedang dituju oleh mereka semua yg sudah ada di fase terakhir ini. Tempat terakhir yg mereka sangat dambakan utk mereka bisa masuki utk bertemu 1 Pribadi yg sudah sangat mereka rindukan yaitu Tuhan dari segala tuhan, Raja dari segala Raja, Tuhan Yesus Kristus! Dan tempat yg mereka tuju itu, yg ternyata ada di tanah yg datar adalah Yerusalem Baru mereka, kota tempat tinggal mereka yg baru.
Pengertian yg saya dapat :
Pada akhirnya sebelum kita kembali ke Rumah Bapa, tiap kita sebenarnya seharusnya memang melalui fase terakhir ini, sebagai alat ujian, sekaligus alat pemurnian yg terakhir kalinya dalam hidup ini, yg fungsinya utk makin membersihkan, memperjelas arah, fokus, dan motivasi kita sebelum benar2 masuk ke tempat perhentian terakhir . Tapi pada kenyataannya tidak banyak yg melalui fase ini. Pada kenyataanya, hanya sedikit yg melewati fase ini. Karena memang harus diakui sebagian besar kita pasti akan tidak mau melewati fase ini; karena tidak mau, menolak, takut melihat kesulitan yg begitu sulit jelas terlihat di depan mata yg memang harus dijalani dan dilewati, tidak bisa dihindari. Juga menyadari bahkan hampir tidak ada orang bisa memberikan pertolongan, semua harus dihadapi dan dikerjakan sendiri. Ini tergambar dari keadaan tanah yg amat miring dan kering kerontang, cuma ada angin yg menghasilkan debu
Keadaan tanah yg amat miring dan keadaan sekitar yg kering dan tandus menggambarkan keadaan yg sangat sulit, tidak ada lagi harapan bisa meminta pertolongan lagi, bahkan dari orang2 sekitar yg biasa memberikan bantuan. Tapi tak ada pilihan lain selain terus jalan perlahan, maju dan naik. Walaupun baju dan tubuh jadi kotor karena kena debu dari gerakan merangkak yg harus dilakukan. Ini menggambarkan keadaan mereka yg ada di fase ini, mungkin akan begitu letihnya, penat, lelah secara fisik. ini bisa terlihat dari pakaian mereka yg kotor. Pakaian mereka yg sederhana terlihat menutupi tubuh mereka dengan baik. Terlihat dari baju yg dikenakan para wanita yg ada di fase ini yg panjang sampai menutup ke kaki. Jadi ketika para wanita ini 1 waktu bisa membuat 1 langkah rangkakan yg lebar, itu tetap tertutup, tidak tersibak sama sekali. Menggambarkan secara jasmani, penghiasan diri yg sederhana dan tertutup sempurna, tidak terlihat sama sekali bagian tubuh yg terbuka, yg bisa menarik perhatian orang sekitarnya. Fokus mereka benar2 Cuma utk menyelesaikan bagian bidang yg tiap dari mereka masih harus dijalani dan diselesaikan. Secara rohani ini penggambaran bahwa Tuhan memberikan penjagaan yg sempurna walaupun mungkin mereka yg ada di fase ini terlihat lelah dan letih dan terlihat hampir kehabisan kemampuan
Saya melihat kaki mereka juga tidak telanjang. Tapi mengenakan sepatu. Sepatu yg dikenakan yg kuat dan kokoh, menggambarkan betapa kaki mereka yg ada di fase ini tidak akan terluka walaupun perjalanan yg mereka tempuh itu berat dan sulit. Kaki mereka tidak akan terantuk, yg bisa saja meyebabkan mereka merosot jatuh. Menggambarkan betapa Tuhan sebenarnya melengkapi mereka yg akan masuk ke fase ini sedemikian lengkapnya. Bahkan sampai kaki merekapun dijaga supaya tidak terluka, supaya mereka tetap bisa mendorong tubuh mereka maju dengan kaki mereka. Tuhan Yesus begitu mengertinya betapa faktor kaki ini sangat penting utk dijaga keamanan dan keselamatannya , supaya mereka tetap bisa berjalan maju. Secara rohani ini menggambarkan bahwa utk setiap hal yg Tuhan buat menjadi faktor pendorong utk mebuat gerakan maju terus, itu Tuhan akan jaga dan pelihara selalu. Tentunya utk tiap pribadi mempunyai faktor pendorong yg berbeda2. Tergantung lingkungan, latar belakang, karakter atau kepribadian masing2.
dan tidak pernah dibiarkan sendiri. Tergambar jelas dari sosok Tuhan Yesus yg begitu besar yg ada di belakang mereka yg ada di fase ini. Dan tiap kali ada 1 saja yg merosot, belum jatuh, tangan Tuhan Yesus yg begitu besar itu memberikan pertolongan dengan penuh kasihNya. Jadi memang dalam fase ini bukan manusia lagi yg akan memberikan pertolongan, tapi tangan Tuhan Yesus sendiri langsung! Karena Dia ada di posisi tepat di belakang mereka yg ada di fase ini, dan mataNya mengawasi tiap orang yg ada, tanpa ditinggal sedetikpun.
Cara yg dipakai supaya tetap bisa terus maju atau naik, tidak bisa berbeda2 atau pakai caranya sendiri2; harus dengan 1 cara dan itu memang satu2nya cara yaitu dengan merangkak. Posisi merangkak adalah sikap badan yg sampai hampir rata dengan tanah, bisa diartikan juga hampir sama seperti orang menyembah. Saya bisa artikan di sini yg dimaksud adalh adanya hubungan yg intim dengan Tuhan sebagai satu2nya sumber kekuatan dan sebagai satu2nya Penolong utk mereka yg sudah ada dalam fase ini. Ini yg dimaksud sebagai satu2nya cara yg bisa dilakukan utk tetap bisa maju dan naik. Cara yg sama yaitu Menyembah
Dengan merangkak, bagian muka kita tertutup, karena memang posisi badan yg tengkurap. Bisa saya artikan mereka yg ada dalam fase ini tidak akan banyak terlihat lagi atau tidak banyak diperhatikan lagi oleh orang lain, atau dengan kata lain tidak akan banyak dikenal orang lagi. Karena satu2nya faktor yg penting utk fase ini yaitu menyembah; atau dengan kata lain dalam fase ini justru makin memperbanyak waktu berhubungan secara pribadi dengan Tuhan langsung. Tidak lagi memusingkan atau mengganggu perhatian lagi soal dikenal atau tidak dikenal, diingat atau atau tidak diingat, masih dilihat atau tidak dilihat lagi oleh orang2 sekitar, karena fokus mereka yg sudah ada di fase ini adalah hanya terus memandang ke tujuan yg ada di depan mereka. Karena kepastian itu sudah dimiliki, dan mereka memang ingin mencapainya
Keberadaan Tuhan Yesus yg ada tepat di belakang mereka, tanpa mereka sadari, menunjukkan dan membuktikan bahwa Tuhan Yesus sebagai satu2nya sosok tempat mereka bergantung, itu memang benar2 menemani mereka senantiasa. Memberikan pertolongan dan bantuan tepat pada waktunya, yaitu tiap kali ada yg baru mau merosot jatuh. Jadi belum sampai merosot, apalagi jatuh. Benar2 di fase ini Tuhan Yesus melakukan penjagaan luar biasa. Karena Tuhan Yesus melihat sendiri mereka yg sudah masuk fase ini memang benar2 mau utk menjalaninya. Selebihnya Tuhan Yesus yg memberikan penjagaan dan bantuan selalu. Dengan ukuran tubuh yg besar dari Tuhan Yesus, menggambarkan kemahaanNya, keajaibanNya, yg ada dalam diriNya; dimana dengan keberadaanNya yg bersifat “maha” inilah yg mendampingi mereka yg ada dalam fase ini. Sungguh indah!
Tanah datar yg luas dan begitu indah dan sejuknya adalah area selanjutnya yg akan dijumpai setelah selesai menjalani area yg penuh dengan kesulitan. Hal ini merupakan penggambaran hubungan dengan Tuhan Yesus, sudah sedemikian dekat dan eratnya, sampai akhirnya hanya tinggal keindahan dan kesejukan atmosfir surgawi lewat anginnya yg berhembus sepoi2 yg memberikan rasa tenang dan teduh, yg adalah ternyata hadiratNya. Ya, akhirnya jiwa mereka yg sudah ada dalam fase terakhir ini bisa beristirahat, dengan tinggal tenang dan diam, cuma dalam hadiratNya. Tidak lagi mudah terpengaruh dengan apa yg pihak musuh sodorkan sebagai jebakan utk menjerat mereka lagi. Pada akhirnya yg menjadi bagian terpenting dan terutama mereka yg ada dalam fase ini adalah cuma 1 yaitu Tuhan Yesus sendiri, PribadiNya, tidak ada yg lain lagi!
Mari kita terus berjalan maju dan naik! Sekalipun itu tidak mudah. Mari kita selesaikan semua yg menjadi bagian kita, yg Tuhan Yesus sudah percayakan pada kita. Karena memang waktunya sudah hampir selesai. Bukan dengan kekuatan kita tentunya; tapi dengan RohNya, oleh RohNya, selalu dan senantisa! AMIN!
JESUS BLESS !!
Oleh: Martha H. Purwadi
|