Makna Kata “SACRIFICE” Yang Berhubungan Dengan Hati Allah Bapa Dan Maria
Jakarta, 1 Maret 2015
Hari ini dalam penyembahan yg saya lakukan seperti biasa, Roh Kudus memberi saya satu pengertian baru tentang kata “sacrifice – pengorbanan”. Kata berkorban atau melakukan satu pengorbanan biasanya berhubungan dengan satu perasaan yg kita miliki dalam hati utk seseorang atau sejumlah orang, yaitu rasa sayang atau rasa cinta. Biasanya yg dilakukan adalah berupa suatu tindakan yg tidak biasa, berani dan penuh resiko. Tindakan yg dilakukan juga mempunyai tujuan yg kuat yg berhubungan dengan pembuktian dari rasa cinta atau sayang yg begitu besar terhadap orang yg dituju. Selain utk menunjukkan rasa cinta atau sayang, tindakan berkorban juga bisa dihubungkan dengan pembuktian kesetiaan dan ketaatan. Utk hal ini terjadi dalam hubungan antara orang tua - anak, suami - istri, kakak – adik, dan bisa juga hubungan antara tuan dan hambanya
Saya langsung pada hal apa yg Roh Kudus ingin ajarkan yg berhubungan dengan kata berkorban. Ini berhubungan dengan masa Paskah yg akan datang di bulan April. Beberapa waktu lamanya sebelum akhirnya Roh Kudus bicara pada hari ini, entah kenapa dalam melakukan penyembahan, saya selalu punya keinginan memasang lagu2 yg berhubungan dengan penyaliban Tuhan Yesus. Beberapa lagu yg saya suka sekali utk mendengarkannya dan merenungi makna kata demi katanya adalah Man of Sorrows dan Perfect Love dari Hillsongs, juga Sacrifice dari Bob Fitts. Semakin saya sering mendengar lagu2 itu sambil memperhatikan kata demi kata yg dinyanyikan, semakin saya dibuat mengerti akan pengorbanan Tuhan Yesus utk manusia. Rasa hormat yg begitu mendalam Roh Kudus taruh di hati ini utk Tuhan Yesus. Kalau ada air mata jatuh karena melihat video dari lagu2 itu yg memperlihatkan Tuhan Yesus disiksa, itu bukan lagi air mata karena tidak tahan melihat penderitaan yg Tuhan Yesus harus trima. Tapi air mata yg jatuh adalah air mata karena Roh Kudus ijinkan saya bisa sedikiiitt merasakan rasa cinta dan sayang Tuhan Yesus yg begitu besar utk manusia. Saya jadi bisa sedikit mengerti apa yg Tuhan Yesus rasakan dengan hatiNya terhadap manusia.
Selanjutnya, hari ini tanggal 1 maret ternyata Roh Kudus memberi tahu saya 2 hal penting. Roh Kudus ingatkan saya tentang mami saya yg sudah pulang meninggalkan anak2nya hampir 4 tahun yg lalu. Roh Kudus bertanya kepada saya apa yg saya rasakan tentang kepergian mami? Saya kasih jawaban ke Roh Kudus, jujur sampai hari ini hati saya masih sakit, sakit sekali kalau melihat keadaan mami di waktu2 akhir. Saya katakan ke Roh Kudus, hati ini masih seperti diremas, dilumat dengan kesedihan yg masih terus terasa, bahkan sampai hari ini, kalau mengingat keadaan mami pulang dan tujuan mami pulang. Hati dan dagingnya habis lenyap utk orang2 yg mami sayangi dan kasihi. Saya katakan ke Roh Kudus kalau saya ingin sekali cepat ketemu mami, dan ingin punya waktu benar2 cuma berdua dengan mami, ya berdua saja, utk melepas rindu yg sangat yg ada terus di hati ini utk mami, utk mengetahui keadaan mami sekarang seperti apa, dan berbicara panjang lebar tentang apa yg mami rasakan di detik2 ketika hendak meninggalkan anak2nya bersama Tuhan Yesus sendiri yg menjemputnya menuju tempat kediamannya yg baru. Roh Kudus diam, cuma diam mendengarkan kalimat2 saya yg keluar dari hati ini. Setelah saya diam, Roh Kudus baru mulai bicara, “Begitulah… nak yg juga Bapa rasakan…! Bapa harus menanggung kesedihan yg sangat sangat menghancurkan hatiNya melihat PutraNya satu2 nya, PutraNya yg tunggal dan sangat Bapa kasihi harus mati dengan cara yg sangat amat menyakitkan, tersiksa, dan dalam keadaan sangat terhina. Tanpa salah dan tanpa dosa, tetapi justru mati utk manusia yg Putranya sangat kasihi.
Saya tidak tahan mendengar Roh Kudus bicara memberitahukan hal itu. Hati ini juga terasa seperti diremas, ditelan bulat2 masuk ke dalam kesedihan yg sangat. Saya cuma bisa menangis dengan badan yg gemetar tanpa bisa berkata apapun. Roh Kudus ingatkan dengan 1 situasi sewaktu Tuhan Yesus disalib, Bapa memalingkan mukaNya. Di situ, waktu itu Bapa memalingkan muka bukan karena alasan tidak tahan melihat Tuhan Yesus yg sudah keliatan “kotor” karena menanggung dosa dan kesalahan seluruh umat manusia; tapi alasannya adalah karena Allah Bapa tidak tahan melihat PutraNya terkasih begitu hancur tubuhNya, wajahNya yg tidak berbentuk lagi, karena bekas dipukuli diberbagai tempat, dan juga karena bermandikan darah dari kepala yg tertusuk oleh mahkota duri yg dipaksa utk dipakai di atas kepalaNya. Habis hati dan dagingnya. Lenyap seiring dengan siksaan yg harus Tuhan Yesus trima. Saya sedikit dibuat mengerti apa yg Bapa rasakan dengan apa yg Tuhan Yesus alami. Roh Kudus ijinkan saya mengalami dan merasakan hati yg hancur dan sakit melihat orang, sesosok pribadi yg sangat disayangi mengalami penderitaan yg sangat. Saya sedikit bisa merasakan hancurnya dan habis nya hati Bapa tertelan dalam kesedihan yg sangat utk PutraNya terkasih, dengan saya sendiri juga mengalami melihat penderitaan yg mami alami menjelang kepulangannya.
Lalu Roh Kudus belum berhenti sampai di situ rupanya. Satu hal lagi, Roh Kudus ajarkan. Saya diminta perhatikan 1 lagu, yg lagi2 tentang momen2 ketika Tuhan Yesus mengalami penderitaan yg sangat. Tapi kali ini berbicara tentang Maria, ibu Tuhan Yesus secara jasmani. Roh Kudus minta saya perhatikan Maria. Apa yg terjadi dengannya ketika dia harus menghadapi, tak bisa menhindar sam sekali dari mendampingi dan menyaksikan langsung Tuhan Yesus, Putranya yg terkasih, harus menjalani smua kesakitan dan penderitaan yg amat berat itu. Ya, saya bisa lihat suatu rasa sakit yg sangat dari mata Maria melihat smua adegan yg terjadi di depan matanya. Rasa sakit itu, sampai membuat dia tidak bisa lagi mengeluarkan air mata. Dia cuma termangu2, menatap ke arah Putra yg dia amay sayangi, yg dia kandung karena benih dari Roh Kudus. Jelas sekali bisa terlihat luka dan sakit itu di mata Maria. Dan lagi2 Roh Kudus mengingatkan saya, kalau itu juga yg saya rasakan utk mami.
Detik2 saya tahu mami sudah tidak ada, saya cuma diam termangu, seakan tidak percaya, saya bertriak panggil mami dan coba utk menangis, tapi yg saya tahu dan saya ingat waktu itu, sama sekali tidak ada satu tetespun air mata yg kluar. Tapi sebagai gantinya saya merasakan rasa linu dan gatal yg amat sangat menyerang di sekujur tubuh saya dari kepala sampai kaki, dan saya berguling2 di lantai sambil menghentak2kan tubuh seperti orang habis kena air panas; karena merasa tak sanggup menahan rasa hancur yg sangat di hati saya, tidak tahan merasakan dada dan jantung saya yg seakan mau meledak waktu itu; tidak sanggup menerima kadaan yg terjadi saat itu, karena menyadari mami sudah tidak ada di dunia ini lagi.
Kemudian Roh Kudus mengingatkan saya dengan apa yg Maria juga rasakan. Bagaimana keadaan hatinya saat itu, jiwanya yg terguncang hebat, nafasnya yg tersengal2 dan kadang berhenti menahan perasaannya yg bergejolak hebat melihat keadaan Putra yg dia cintai begitu hebat mengalami siksaan dan penderitaan. Dan itu bukan karena salahNya, bukan karena dosaNya, tapi Maria tahu dan sangat tahu kalau Putranya memang harus mengalami hal itu. Hati dan jiwanya sebagai seorang ibu hancur. Tubuhnya yg pernah mengandung Yesus dalam rahimnya, bergejolak hebat. Roh Kudus katakan, apa pendapat saya tentang smua itu? Saya cuma bisa diam dan menangis menyadari smua hal di atas.
Akhirnya Roh Kudus katakan, “Untuk yg namanya sebuah Pertobatan terjadi, Pengorbananlah yg harus dilakukan! Rasa sakit dan hancur yg dirasakan dan dialami oleh mereka yg melakukan pengorbanan, maupun juga mereka yg mengorbankan rasa sakit yg sangat di hati dan jiwa mereka karena harus melihat orang yg mereka sayangi berkorban, baru akan terbayar lunas, jika Pertobatan yg telah diterima, dikerjakan dengan sungguh - sungguh!”
“Jadi, janganlah pernah bermain-main dengan yang namanya Pertobatan. Karena didalamnya penuh dengan unsur Pengorbanan, penuh dengan rasa sakit dan hancur dari orang yg melakukan pengorbanan itu dan dari orang2 yg mendampinginya
Jadi benarlah kalau dikatakan betapa mahalnya harga 1 jiwa itu; betapa mahalnya penebusan yg sudah dilakukan; kalau harus dibayar dengan rasa sakit dan siksaan yang sangat…!
Tuhan Yesus Memberkati !
Oleh: Martha H. Purwadi
|