Home
Pengaruh Keadaan Ekonomi Yang Memburuk Bagi Angkatan Usia Kerja

Jika Anda tidak bekerja untuk jangka waktu tertentu, orang akan melihat Anda berbeda. Sayangnya, hal ini terutama berlaku jika Anda seorang pria. Dalam masyarakat kita, pria terutama ditentukan oleh "apa yang mereka lakukan". Jika Anda telah menganggur selama jangka waktu yang panjang, dapat membuat interaksi sosial lebih canggung dari biasanya. Kebanyakan orang akan langsung menjadi tidak nyaman di sekitar Anda ketika mereka mengetahui bahwa Anda tidak bekerja. Banyak akan melihat Anda dengan belas kasihan, dan  yang lain benar-benar akan melihat Anda dengan jijik. Perempuan tidak mau berkencan dengan Anda, dan jika Anda berada dalam pengangguran akan ada banyak ketegangan dalam hubungan.

Setelah Anda "tidak punya pekerjaan", Anda tidak akan mendapatkan tingkat hormat yang sama dari mantan rekan kerja, teman, anggota keluarga Anda sendiri dan bahkan mungkin istri Anda sendiri. Jadi mengapa masyarakat kita memandang rendah kepada orang-orang menganggur begitu rupa? Karena secara umum diharapkan bahwa pria yang seharusnya menjadi "pencari nafkah" bagi keluarga mereka. Jika seorang wanita tinggal di rumah dengan anak-anak, tidak ada yang memiliki masalah dengan itu, tapi jika pria melakukan hal yang sama orang-orang cenderung menaikkan alis. Tetapi masalahnya, perekonomian kita tidak memproduksi pekerjaan yang cukup agar semua orang dapat bekerja saat ini. Bahkan, ada jutaan demi jutaan pekerja lebih dari pekerjaan yang ada. Ini tidak akan menjadi masalah jika ini hanya situasi sementara, tapi seperti yang saya telah tulis sebelumnya, tidak akan pernah ada cukup pekerjaan di Amerika.

Jadi akan terus ada berjuta-juta orang yang dipandang rendah oleh masyarakat karena mereka tidak bisa mendapatkan pekerjaan, dan sebagai hasilnya kita akan memiliki jutaan demi jutaan orang yang terus berjuang melawan kehancuran dan keputus-asaan yang ada dalam jiwa mereka.

Keadaan diatas dapat benar-benar mejadi sulit untuk "seorang pria" ketika dimana Anda tidak menghasilkan uang. Dan kebanyakan wanita tidak  tertarik untuk  berhubungan dengan seorang pria yang pengangguran. Hasil survei terbaru menemukan ....

Dari 925 wanita lajang yang disurvei, 75 persen mengatakan mereka memiliki masalah bila berkencan dengan seorang pria tanpa pekerjaan. Hanya 4 persen responden wanita ditanya apakah mereka akan pergi keluar dengan seorang pria pengangguran dan menjawab "tentu saja."

"Tidak memiliki pekerjaan yang pasti,  akan membuat seorang pria lebih sulit untuk berkencan dengan seseorang yang mereka baru mereka kenal," kata Irene LaCota, dalam siaran pers. "Saat melakukan survei, di mana perempuan zaman dahulu yang berkeyakinanan tentang peran jenis kelamin , ternyata masih berlaku hingga kini dengan angka yang cukup besar.” Jadi, apakah peran itu akan dibalik? Nampaknya tidak mungkin dalam waktu dekat. Ketika laki-laki ditanya dengan pertanyaan yang sama, terdapat perbedaan yang benar-benar mengejutkan ....

Pada sisi lain, prospek kencan seorang wanita yang tidak bekerja tidak menjadi masalah untuk dua-pertiga bagian  dari laki-laki. Bahkan, 19 persen pria mengatakan mereka tidak  akan memilih dan 46 persen pria mengatakan mereka tidak bermasalah sama sekali mereka kencan dengan wanita yang tidak bekerja. Memang adakalanya pria sering memikirkan beberapa hal-hal untuk mengevaluasi apakah mereka ingin berkencan dengan seorang wanita atau tidak. Bahkan beberapa pria, hari2 ini, ada yang peduli tentang berapa banyak uang yang dapat dihasilkan seorang wanita yang akan dikencaninya, tetapi kenyataannya adalah bahwa pria cenderung tidak begitu peduli dengan tingkat pendapatan dibandingkan wanita.

Sebuah penelitian di Inggris yang dirilis tahun lalu menemukan bahwa wanita Inggris bahkan lebih peduli tentang pendidikan dan pendapatan dari calon pasangan mereka.

Jadi jika Anda tidak bekerja, Anda mungkin tidak akan menemukan banyak keberhasilan di bidang hubungan asmara. Jika Anda sudah menikah, pria yang menganggur cenderung mendapatkan tekanan lebih besar dalam pernikahannya. Berikut ini adalah kutipan singkat dari sebuah artikel “Business Insider “ baru-baru ini yang berjudul "PENGAKUAN SEORANG ISTRI : Saya muak dengan suami yang menganggur" .... Saya bahkan tidak bisa ingat kapan suami saya berhenti bekerja.  Dan terus terang, saya tidak punya waktu untuk memikirkan  hal itu, karena pekerjaan penuh-waktu saya , bisnis saya dan sebagai ibu dari dua anak. Tapi ketika saya berpikir semuanya saat saya pulang ke rumah untuk mengevaluasi kegiatan saya sepanjang harinya mendorong saya untuk menjadi marah dengan suami.

Jika seorang suami yang menganggur untuk jangka waktu tertentu, ada kemungkinan yang sangat besar bahwa istri akan merasa sangat kesal. Yang terburuk, banyak wanita akan mengakhiri pernikahan mereka dan akan menyingkirkan suami mereka yang "tidak produktif".Tahun lalu, Majalah Time melaporkan pada suatu studi yang menunjukkan bahwa pria pengangguran lebih mungkin untuk bercerai dibandingkan laki-laki yang bekerja.

Tujuan saya dalam menulis ini untuk menunjukkan betapa sulitnya bagi laki-laki pengangguran di masyarakat kita. Banyak istri (dan keluarga mereka) tidak mengerti bahwa perekonomian  telah berubah secara total. Pada masa lalu hampir setiap orang dapat bekerja keras bagi mereka yang mau bekerja dan bisa berhenti untuk mendapatkan pekerjaan yang lain. Tetapi itu tidak terjadi saat ini.

Mudah-mudahan ada lebih banyak perempuan yang dapat memahami hal ini. Saya tahu bahwa akan sulit untuk bersabar ketika suami Anda menganggur selama bulan demi bulan. Tetapi pada saat suami membutuhkan dukungan istri, banyak istri menarik diri dengan emosional dan menjadi sangat marah. Sebagai contoh, berapa banyak wanita pernah anda dengar yang dapat menyatakan betapa bangganya mereka karena suami mereka menganggur ?

Mungkin saja ada situasi di mana peran-peran menjadi dibalik tetapi secara umum masyarakat kita cenderung memiliki tingkat toleransi yang lebih besar untuk wanita yang tidak bekerja dibandingkan kepada pria pengangguran. Sayangnya, orang-orang tersebut hanya tidak mengerti bagaimana hal-hal telah berubah secara dramatis dalam perekonomian sekarang.

Grafik berikut menunjukkan penurunan yang menakjubkan dalam persentase laki-laki usia kerja karena bidang pekerjaan yang ada selama 60 tahun terakhir ....

Pada tahun 1950-an hampir 85 persen dari semua pria usia kerja memiliki pekerjaan.
Namun tampakanya itu tidak pernah akan kembali lagi.

Sebelum resesi terakhir, sekitar 70 persen dari semua pria usia kerja memiliki pekerjaan.
Sejak resesi terakhir, jumlah tersebut tidak dapat kembali bahkan ke 65 persen pada setiap bidang pekerjaan.
Itu berarti sekitar 5 persen dari semua pria usia kerja di Amerika telah berpindah menjadi dari tenaga kerja permanen alias pengangguran.

Arus media menginginkan kita percaya bahwa kita sedang mengalami "pemulihan ekonomi" tapi itu adalah kebohongan besar. Angka pengangguran sebenarnya jauh lebih buruk daripada yang telah diberitahukan kepada kita. Jika Anda memperhatikan semua orang Amerika usia kerja (pria dan wanita), sebenarnya ada lebih dari 100 juta yang tidak memiliki pekerjaan sekarang. Saya tahu statistik rasanya sulit untuk percaya. Sayapun sulit untuk percaya pada awalnya. Tapi ternyata itu memang benar.

Sementara itu, pendapatan dari mereka yang bekerja terus turun. Menurut Biro Sensus Amerika Serikat, pendapatan rumah tangga rata-rata di Amerika Serikat telah jatuh selama empat tahun berturut-turut. Tapi ini bukan sebuah tren yang baru saja dimulai. Menurut sebuah studi, antara tahun 1969 dan 2009 rata-rata upah yang diterima oleh pria Amerika antara usia 30 dan 50 menurun 27 persen setelah inflasi.

Kita  berada di tengah-tengah penurunan ekonomi jangka panjang dan sekarang saatnya bagi kita semua mengakui betapa benar-benar buruk berbicara hal-hal tentang pendapatan. Jadi apakah semua orang yang tidak bekerja lakukan hari ini?

Ada beberapa yang memilih untuk tinggal di rumah dengan anak-anak. Dalam artikel sebelumnya, saya membahas bagaimana sejumlah "ayah tinggal di rumah " telah dua kali lipat jumlahnya selama dekade terakhir dan mendapat julukan Mr. MOM. Tapi persentase secara keseluruhan “masih sangat, sangat rendah, menurut Fox News  ....

Hanya ada sekitar 81.000 Mr. Mom pada tahun 2001 atau sekitar 1,6 persen  dari mereka yang kembali tinggal di rumah orang tua. Pada tahun lalu, jumlah itu naik menjadi 176.000, atau 3,4 persen dari mereka yang tinggal di rumah orang tua, menurut data Sensus AS.

Sebagian besar pria usia kerja masih ingin bekerja di luar rumah dan mencari nafkah bagi keluarga mereka.
Tetapi sekarang ini kebanyakan keluarga membutuhkan lebih dari satu penghasilan. Bahkan, dalam banyak kasus kedua orang tuanya bekerja beberapa pekerjaan dalam upaya untuk membuat memenuhi kebutuhan.

Sementara itu, jumlah pekerjaan yang baik terus menurun dan kelas menengah di Amerika terus menyusut.
Hal ini memukul generasi muda  AS yang baru saja lulus menjadi sangat sulit. Sebagai contoh, selama tahun 2011 saja  terdapat 53 persen orang Amerika dengan gelar sarjana di bawah usia 25  menganggur atau setengah menganggur.

Dan seperti yang saya telah tulis sebelumnya, hal ini mengakibatkan sejumlah besar  orang-orang muda pindah kembali tinggal di rumah dengan Ayah dan Ibu. Hal ini terutama berlaku untuk laki-laki muda. Menurut CNN, pria Amerika kelompok usia 25 sampai 34 tahun hampir dua kali lebih mungkin untuk tinggal bersama orang tua mereka dibandingkan wanita pada usia yang sama.

Jumlah anak-anak dewasa yang tinggal dengan orang tua mereka, terutama laki-laki muda, telah melonjak karena perekonomian. Di antara laki-laki usia 25 sampai 34, 19% tinggal bersama orang tua mereka hari-hari ini, terdapat peningkatan poin 5 persen dari tahun 2005, menurut data Sensus yang baru dirilis. Sementara itu, hanya 10% wanita dalam kelompok usia yang sama, yang tinggal di rumah oran tua, naik dari 8% sejak enam tahun yang lalu.

Bagaimana para pemuda kita akan mampu untuk menikah dan memulai keluarga jika mereka tidak dapat menemukan pekerjaan dan mereka hidup di bawah orang tua? Masalahnya banyak hal benar-benar telah menjadi sulit untuk semua orang sekarang. Sejak Juni 2009, seharusnya sudah terjadi "program pemulihan Obama", tetapi pendapatan rumah tangga rata-rata kelas menengah di Amerika jatuh selama periode waktu itu menjadi $ 3.040.

Orang-orang terus menunggu hasil yang "lebih baik", tapi itu tidak pernah terjadi. Hal ini diilustrasikan dalam sebuah drama komedi Saturday Night Live dimana "Barack Obama" berbicara di depan pengunjuk rasa, para pekerja yang menganggur dan setengah menganggur.

Ada jutaan demi jutaan pria (dan wanita) di seluruh Amerika yang selalu siap dan bersedia untuk bekerja.
Sayangnya, tidak akan pernah ada cukup pekerjaan untuk mereka semua itu lagi, dan tidak akan pernah perubahan, tak peduli siapapun yang memenangkan pemilu.

Bahkan, gelombang berikutnya keruntuhan ekonomi akan memukul Amerika Serikat dan kemungkinan bahwa pengangguran akan terjadi jauh yang lebih buruk. Akan bagaimanakah masyarakat kita ketika itu terjadi?

 
<< Mulai < Prev 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Next > End >>